Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Saya akan memberi informasi mengenai PPC ini. Semoga bermanfaat :)
JUST IN TIME
Just In Time
merupakan suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang
tepat. Just in Time berarti bahwa, dalam suatu rangkaian proses produksi, suku
cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini rakit pada waktu
yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Perusahaan yang
menerapkan sistem ini pada seluruh lini produksi dapat mendekati persediaan
nol.
Pengembangan
kemampuan produksi merupakan hal yang berkesinambungan, akumulasi dari
pengembangan yang bertahap selama beberapa waktu dan menciptakan efek pada
performance keseluruhan. Sistem produksi tepat waktu (Just in Time Production
System) pada awalnya dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor
Corporation di Jepang, sehingga sering disebut juga sebagai sistem produksi
Toyota. Tujuan dari sistem produksi Just in Time ini adalah mengurangi ongkos
produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan
dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus. Tujuan utama
yang ingin dicapai dari sistem ini adalah:
1. Zero Defect (tidak ada barang yang rusak)
2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up)
3. Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot)
4. Zero Handling (tidak ada penanganan)
5. Zero Queues (tidak ada antrian)
6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)
7. Zero Lead Time (tidak ada lead time)
Menurut
Monden tujuan Just In Time adalah sebagai berikut:
1. Laba Lewat Pengurangan Biaya
Sistem produksi Toyota adalah suatu metode
ampuh untuk membuat produk karena sistem ini merupakan alat efektif untuk
menghasilkan tujuan akhir laba. Untuk mencapai tujuan sistem produksi Toyota
ini, maka dilakukan pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas.
2. Menghilangkan Produksi Berlebihan
Pertimbangan utama bagi sistem produksi Toyota
adalah pengurangan biaya dengan cara menghapuskan pemborosan.
Ada empat jenis
pemborosan dalam operasi produksi:
o Sumber daya produksi terlalu banyak
o Produksi berlebihan
o Persediaan terlalu banyak
o Investasi modal yang tak perlu
3. Pengendalian Jumlah, Jaminan Mutu, Menghormati Kemanusiaan
Pengurangan biaya merupakan tujuan yang
terpenting dari sistem ini, pertama-tama harus dipenuhi tiga sub tujuan lain
yaitu :
• Pengendalian jumlah, yang memungkinkan sistem ini menyesuaikan diri
dengan fluktuasi harian dan bulanan dalam permintaan baik jumlah maupun
variansinya.
• Jaminan mutu yang memastikan bahwa tiap proses hanya akan memasok
unit yang baik kepada proses berikutnya.
• Menghormati kemanusiaan yang harus dibudayakan karena sistem
menggunakan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran biaya.
Syarat utama untuk
produksi Just In Time adalah membuat semua proses, mengetahui penetapan waktu
yang tepat dan jumlah yang dibutuhkan dengan cara penentuan jadual pada semua
proses.
Untuk dapat
menerapkan strategi Just In Time, sistem informasi dalam industri harus
bersifat transparan dan komprehensif, dimana beberapa model informasi yang
diperlukan adalah:
1. Daftar pemasok material dalam program Just In Time
2. Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan
3. Laporan secara rutin kepada pemasok material dan departemen
pembelian material dari perusahaan.
4. Pertemuan secara periodik dengan setiap pemasok material.
Agar strategi Just
In Time yang diterapkan menjadi efektif, tentu saja perlu dibuat tindakan
korektif dalam program ini apabila berjalan tidak sesuai dengan harapan.
Beberapa tindakan korektif dalam program Just In Time adalah:
1. Membuat daftar masalah kepada pemasok material
2. Meminta komitmen pemasok untuk menyelesaikan masalah
3. Memberikan dukungan teknik dan manajemen kepada pemasok apabila
diperlukan
4. Diskualifikasi pemasok material itu apabila tidak ada respon
terhadap masalah dalam waktu tertentu.
5. Melakukan inspeksi secara berkala
6. Diskualifikasi terhadap pemasok yang tidak melakukan peningkatan
atau perbaikan kualitas terus-menerus.
Prinsip Dasar Just In Time
Untuk
mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar
pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu:
1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadual
Produksi Induk
Sistem manufaktur
baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah diperoleh
kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk
memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin
dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan
sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan
untuk menghindari terjadinya stock serta untuk menekan biaya penyimpanan
(holding cost).
2. Produksi dalam jumlah kecil (Unitary
Production)
Produksi dilakukan
dalam jumlah lot (Lot Size) yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead
time yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas
aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi
perubahan permintaan pasar.
3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)
Pemborosan (waste)
harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian
sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan
lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai
target produksi.
4. Perbaikan aliran produk secara terus
menerus.(Continous Product Flow Improvement)
Tujuan pokoknya
adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan semua
kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain)
yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.
5. Penyempurnaan kualitas produk (Product
Quality Perfection)
Kualitas produk
merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini
selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan
pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk
penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect
to People)
Dengan metode Just
in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan
otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran
operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah
serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian
(Seek to Eliminate Contigencies)
Inventori yang ide
dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan segala
kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak
segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara
tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan
menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya.
Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat
dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian
harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan dan
formulasi model peramalannya.
8. Perhatian dalam jangka panjang.
Ketujuh prinsip
pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu komitmen
perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus
dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka
panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam
sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi
proses terbentuknya kurva belajar.
Selain prinsip dasar just in time, berikut
adalah urutan penerapan teknik just in
time :
- Menerapkan 5S – dasar untuk perbaikan;
Dasar perbaikan ditempat kerja adalah konsep 5S yang
terdiri dari Seiri (Pemilihan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan),
Seiketsu (Pemantapan), dan Shitsuke (Kebiasaan).
- Penerapan produksi satu potog untuk mencapai pengimbangan lini.
- Pelaksanaan produksi ukuran lot kecil dan perbaikan metode penyiapan.
- Penerapan operasi baku
- Produksi lancer dengan merakit produk sesuai dengan kecepatan
penjualan
- Autonomasi (“jidoka”)
- Penggunaan kartu kanban
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi
Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan
produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan
dalam satu lokasi.
2.
Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih
banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan
mengenai bagaimana menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional
dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk Aliran/Penyederhanaan :
Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk
membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan
masalah awal. 2. Kanbal Pull System : Kanbal merupakan system manajemen suatu
pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu
diperhatikan. 3. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya. 4. Proses
berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan. 5.
Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya. 6. Meratakan beban produksi. 7.
Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning. 8. Melakukan stabilisasi dan
rasionalisasi proses.
3. Visibiltas/
pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan
system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit
dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam
prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
4. Eliminasi
Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa
produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi
silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan,
manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil
Dan Pengurangan Waktu Setup : Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar,
tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila
nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang
berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
6. Total Productive
Maintance : TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin
membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator
yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan
Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses,
SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena
beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan
mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan
perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Startegi Penerapan Just in Time
Ada beberapa strategi dalam
mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
1.
Startegi Penerapan pembelian Just
in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan
kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen
dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu
mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang
dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka
panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi
perubahan kita.
2.
Startegi penerapan Just in Time
dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system
tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan
menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam
satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua
kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini
produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan
sebagainya. JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga
merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua
fungsi dan aktivitas.
Keuntungan JIT antara lain:
1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan
pemotongan waktu dan biaya ini akan membuat perusahaan lebih efficient, dan
perusahaan dapat lebih fokus untuk perbaikan pada bidang lainnya.
2. Aliran barang dari gudang ke produksi akan meningkat.
Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk bekerja secara
cepat.
3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan
secara lebih efisien.
4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih
konsisten.
5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplier.
6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga
produkstivitas pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.
Seiri (整理) =
Organization (Ringkas)
Memilah-milah antara barang-barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan.
Barang yang diperlukan akan dipisahkan berdasarkan frekuensi penggunaannya dan kemudian akan dibedakan lokasi peletakannya. Semakin sering digunakan, maka akan diletakkan makin dekat dengan tempat kerja. Barang
yang tidak diperlukan harus segera dibuang dan tidak diperkenankan memberi status tidak
jelas pada barang. Manajemen Stratifikasi &
menangani penyebab.
Seiton (整頓) =
Neatness (Rapi)
Menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak/posisi yang benar, sehingga dapat segera ditemukan apabila akan dipergunakan. Parameter
keberhasilan rapi yaitu seberapa cepat orang dapat menemukan barang yang dicari. Penyimpanan fungsional dan
menghilangkan waktu mencari barang.
Seiso (清掃) =
Cleanliness (Resik)
Membersihkan sampah, kotoran dan benda-benda asing di tempat kerja. Pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap kebersihan dan menciptakan tempat kerja yang bebas dari kesalahan yang dapat berdampak buruk pada mesin/benda kerja atau bahkan kecelakaan kerja.
Seiketsu (清潔) =
Standardization
(Rawat)
Membuat
sistem dan prosedur untuk mempertahankan dan memonitor ketiga S diatas (Seiri, Seiton, Seiso). Penetapan standart secara visual (warna,
grafik, gambar, label) agar ketiga
S tersebut dapat dilakukan oleh semua orang dengan mudah tanpa salah.
Shitsuke (仕付け) =
discipline
( Rajin/Disiplin)
No comments:
Post a Comment